100 Anggota Keluarga Aktivis Disandera Junta Militer Myanmar

Berita Terkini — Lebih dari 100 orang warga sipil termasuk anak-anak, yang merupakan anggota keluarga aktivis dilaporkan disandera oleh Junta militer Myanmar.
Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) mengatakan, semenjak Februari sampai September, Junta Myanmar sudah menyandera 177 orang. Akan tetapi, hanya 40 orang di antaranya yang dibebaskan, sementara 137 lainnya masih ditahan oleh mereka.
Dilansir dari The Irrawady, dari 177 orang yang disandera tersebut, 15 diantaranya adalah anak-anak. Namun, sembilan dari mereka sudah dibebaskan, sehingga hanya menyisakan enam anak yang masih ditahan.
Penyanderaan Keluarga Aktivis
Istri seorang aktivis bernama Ko Kyaw Minn Htut dan putra dilaporkan ditangkap pada Minggu (5/9). Kemudian, keesokan harinya, Ko Kyaw Minn Htut, saudara laki-lakinya, dan pamannya ditahan di Monywa, Wilayah Sagaing.
“Anak berusia 2 tahun itu belum dibebaskan, dan keberadaan mereka masih belum diketahui. Tampaknya Ko Kyaw Minn Htut menyerahkan diri setelah mengetahui bahwa istri dan anaknya disandera,” terang kerabatnya.
Beralih di kasus lain, pasukan Junta juga menahan tiga putra aktivis yang berusia 17, 13, dan 11 tahun. Salah satu anak telah dibebaskan, akan tetapi dua anak lainnya masih ditahan di kantor polisi Kotapraja Ingapu.
Para aktivis hak asasi manusia menilai tindakan dari Junta ini sebagai pelanggaran terhadap hak anak dan hukum kemanusiaan internasional.
“(Junta) hanya ingin menggunakan mereka sebagai pencegah (kegiatan anti-rezim orang tua mereka),” ucap aktivis HAM yang enggan disebut namanya.
Hingga saat ini, politik Myanmarsedang mengalami gejolak. Dimana pertarungan antara militer dan anti-junta di negara itu masih terus berlangsung.
Pemerintah tandingan Myanmar, Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), meneriakkan perang melawan Junta militer dan menyatakan status darurat negara itu.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2992932/original/025968900_1576045697-suu_kyi_sidang_pbb.jpg)
Oleh karena masalah yang terjadi ini, beberapa negara di Asia Tenggara dan Barat meminta Myanmar untuk menyelesaikan masalah tanpa kekerasan.
Sebelumnya diberitakan, masalah ini terjadi setelah Junta militer melakukan kudeta kepada pemerintahan sipil Myanmar yang dipilih secara demokratis, yaitu di bawah Aung San Suu Kyi.
Kemudian, Junta militer melakukan kudeta karena menganggap hasil pemilu yang sudah dimenangkan Suu Kyi ini sebagai bentuk kecurangan.
Related News

Sri Lanka 5 Hari Mati Listrik Massal Akibat Ulah Seekor Monyet
Berita Terkini — Imbas dari ulah seekor monyet yang menyebabkan kerusakan di stasiun jaringan listrik IbuRead More

Diduga Depresi, Guru di Korsel Tikam Siswa SD hingga Tewas
Berita Terkini — Dilaporkan, seorang guru sekolah dasar (SD) yang ada di Kota Daejeon, Korea Selatan,Read More
Comments are Closed