63 Imigran Tewas pada Peristiwa Kapal Karam di Tanjung Verde
Berita Terkini — Organisasi Internasional untuk Migran (IOM) mengatakan sebanyak 63 pengungsi diyakini meninggal dunia karena insiden kapal karam di lepas pantai Tanjung Verde, Samudera Atlantik. Sementara untuk 38 orang lainnya berhasil diselamatkan.
Juru bicara IOM Safa Msehli menjelaskan pada kantor berita AFP bahwa tim pencari telag menemukan tujuh jenazah, sementara 56 lainnya diyakini masih hilang.
“Umumnya, ketika orang dilaporkan hilang setelah kapal karam, mereka dianggap meninggal,” ujarnya.
Menurut Msehli, di antara 38 orang yang berhasil diselamatkan, ada empat anak berusia 12 hingga 16 tahun.
Sampi saat ini belum diketahui apa yang menyebabkan kapal tersebut karam. Hal ini dikarenakan minimnya informasi tentang insiden tersebut.
Tim advokasi migrasi Spanyol Walking Borders menyebut kapal itu merupakan kapal penangkap ikan besar, yang disebut pirogue. Diketahui, kapal tersebut berlayar dari Senegal pada 10 Juli dengan lebih dari 100 pengungsi dan migran di dalamnya.
Insiden kapal karam tersebut baru diketahui pada Senin (14/8) oleh Walking Borders setelah mendapat laporan dari keluarga di Fass Boye, sebuah kota tepi pantai 145km (90 mil) utara ibukota, Dakar.
Cheikh Awa Boye, presiden asosiasi nelayan setempat menuturkan dua keponakannya hilang.
“Mereka ingin pergi ke Spanyol,” tutur Boye dikutip dari Aljazeera
Sementara pejabat kesehatan di Sal Jose Rui Moreira mengatakan tujuh orang yang selamat harus dibawa ke rumah sakit.
Cape Verde sendiri merupakan sebuah negara kepulauan sekitar 620km (385 mil) di lepas pantai Afrika Barat, berada di jalur migrasi maritim ke Kepulauan Canary Spanyol yang adalah pintu gerbang ke Uni Eropa.
Sebagai informasi, ribuan pengungsi dan migran yang melarikan diri dari kemiskinan dan perang mempertaruhkan hidup mereka untuk melakukan perjalanan berbahaya di setiap tahun.
Diberitakan, mereka kerap bepergian dengan perahu sederhana atau kano bermotor yang disediakan oleh penyelundup, yang meminta biaya untuk perjalanan tersebut.
Tim penyelamat di Tanjung Verde, pada bulan Januari lalu telah menyelamatkan sekitar 90 pengungsi dan migran yang terapung di kano, namun dua orang lainnya tewas.
Mereka semua berasal dari Senegal, Gambia, Guinea-Bissau, dan Sierra Leone.
Related News
Ancaman dari Putin: Akan Serang Ukraina Pakai Oreshnik
Berita Terkini — Presiden Vladimir Putin memberikan ancaman akan menyerang “pusat pengambilan keputusan” di ibu kotaRead More
Usai Gencatan Senjata, Israel Lepaskan Tembakan di Lebanon
Berita Terkini — Beberapa jam usai gencatan senjata dimulai yakni pada Rabu (27/11), tentara Israel melepaskanRead More
Comments are Closed