Main Menu

Ahok baru Sadar Blusukan Seperti Jokowi Penting ketika Jabatannya akan Habis

Ahok baru Sadar Blusukan Seperti Jokowi Penting ketika Jabatannya akan Habis

Berita TerkiniBerita terkini, Banyak yang membandingkan cara kerja Joko Widodo selagi menjadi gubernur DKI dengan Basuki Tjahaja Purnama saat ini. Jokowi, atau sapaan Joko Widodo, disebut-sebut lebih santun dan bijak dikarenakan memprioritaskan musyawarah mufakat.

Jokowi marah melalui kata-kata menyentil. Tidak cuma pada bawahannya, sikap yang sama dia lakukan kala berhadapan dengan masyarakat.

Misalnya saat akan melakukan penertiban permukiman warga. Dia meladeni suara penduduk yang menolak dengan dialog lewat makan siang bersama.

Di sana, apa yang menjadi keluhan penduduk dia dengar. Tidak ada amarah, perdebatan hingga kata kata kasar.

Jokowi juga memilih terjun langsung ke lapangan buat memonitor kinerja anak buahnya ketimbang cuman duduk di balik meja. Dia ogah cuma menerima laporan dan memonitor melalui Closed Circuit Television (CCTV).

Hal ini berbanding terbalik dengan Ahok atau sapaan Basuki. Selama memimpin Jakarta, Ahok lebih keras dan tidak kenal dengan kompromi.

Dia tidak segan mengeluarkan kata kata pedas pada hal yang dinilainya salah. Bahkan perkataan pedas itu diungkapkannya di depan khalayak luas.

Selama hampir dua tahun memimpin DKI, cuma beberapa kali Ahok blusukan buat memonitor sejumlah proyek atau persoalan di Jakarta. Dia lebih sering mengerahkan sejumlah orang untuk mengintai kerja anak buahnya.

Sikap dan cara kerja Ahok ini sempat dikritik banyak pihak. Ahok dianggap tidak mencontoh cara-cara Jokowi melakukan pendekatan dengan penduduk.

Seperti kala penertiban sejumlah penduduk dan terakhir di lokasi Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara. Anggota Fraksi PDIP di DPRD DKI, Sereida Tambunan, heran mengapa Ahok tidak ingin mencontoh cara Jokowi melakukan pendekatan persuasif saat bakal menggusur tempat tinggal penduduk.

” Sejak kepemimpinannya diteruskan oleh Ahok, pola penggusuran total berubah. Bahkan tidak ada lagi kita mendengar dialog antara Pemprov DKI dengan pendudukyang bakal digusur, ” katanya di Gedung DPRD DKI Jakarta.

” Pikirkan resiko sosialnya, khususnya mata pencaharian, ” tutupnya.

Selain itu, kala ditemukan kulit kabel di gorong-gorong Jl Medan Merdeka Selatan, Ahok menolak melihat langsung apa yang terjadi. Dia lebih memilih mendapatkan laporan dari anak buahnya dan penyidik kepolisian.

Waktu itu dia menyatakan tidak butuh mencontoh cara Jokowi yang melihat langsung situasi gorong-gorong di Jakarta seperti apa.

” Ngapain gue seperti begitu, ” ucap Ahok di sela acara dengan pedagang kaki lima (PKL) di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, awal Maret lalu.

Kata dia, saat Jokowi dulu masuk ke gorong-gorong, tim Pasukan Prasarana Sarana Umum (PPSU) belum dibentuk.

” Saat ini telah banyak yang masuk ke sana, ngapain gue ikut-ikutan masuk? Dulu kan tidak ada PPSU. Ngapain buat apa? ” tambahnya.

” Kalau gue masuk ngapain? Orang foto lu juga udah banyak kok. Polisi juga telah saksikan, ngapain, ” dalihnya.

Akan tetapi mendadak Ahok sadar. Kala Jakarta dikepung banjir pada Kamis kemarin, dia awalnya mengira dikarenakan air laut pasang.

Namun nyatanya tidak. Dia kemudian terjun ke lapangan. Mendadak pula dia memahami blusukan seperti Jokowi ternyata begitu penting.

Menurut dia, banyak hal dan temuan di tempat, yang tidak ia dapat ketika cuma memonitor melalui CCTV.

” Tadi saya saksikan Ancol, itu kan Ancol yang jalan layang, bener Pak Jokowi lah, kita mesti ke lapangan blusukan. Dari CCTV tidak bisa baca, ” ungkap Ahok di Balai Kota, Jakarta.

Karena blusukan itu juga, Ahok menjadi semakin memahami bagaimana sistem saluran air di Jakarta, semisal saluran dan kerja pintu air Ancol. Saluran yang menghubungkan Ancol dengan Pasar Ikan, katanya adalah buatan Belanda.

Dulunya, kata Ahok, saluran ini terhubung, sayangnya saat ini tidak. Saluran ini banyak ditutupi jalan dan bangunan.

” Nah saat ini, Ancol, Gunung Sahari dilepas ada buatan Belanda, nyambung tidak ke Pasar Ikan? Tidak. Ditutupin jalan semua. Padahal, zaman dulu pasti nyambung dibuat dari Belanda kan, dari Pasar Ikan nyambung nih ke laut, ” tuturnya.

Periode kepemimpinan Ahok tinggal setahun kurang. Sebab dia bakal sibuk mengurusi persiapan pencalonan kembali sebagai gubernur di Pilgub DKI.

Apakah kerja blusukan akan terus digunakan Ahok buat melihat persoalan masalah Jakarta lainnya sampai periode kerjanya selesai? Kita tunggu saja.

Bantu Share Nya Berita terkini






Comments are Closed