Main Menu

Alasan Qatar Tetap Ingin Jadi Mediator Konflik Gaza

Berita Terkini — Di beritakan, Qatar jadi salah satu negara di kawasan Teluk yang masih bersikeras untuk menjadi mediator gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hamas Palestina.

Akan tetapi, pihaknya menyebut, mereka nyaris menyerah karena negosiasi alot yang tak kunjung mencapai kesepakatan.

Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani mengaku tengah mempertimbangkan kembali peran negaranya sebagai mediator konflik Gaza.

“Qatar sedang dalam proses mengevaluasi ulang secara menyeluruh atas perannya,” ujar sang PM.

“Ada batasan pada peran ini, dan batasan pada kemampuan kita untuk berpartisipasi secara konstruktif dalam perundingan ini,” tambahnya.

Berdasarkan para pengamat, kemungkinan besar Doha tidak akan menarik diri sepenuhnya dari perundingan tersebut.

“Saya pikir mereka akan mencoba dan membantu, dan mencoba dan menengahi, selama mereka bisa,” ujar analis senior lembaga Think-Tank International Crisis Group Anna Jacobs, di kutip dari CNN, Kamis (18/4).

Tetapi, Qatar mendapat kecaman dari Israel dan sekutunya sebab dianggap terlalu dekat dengan kelompok yang mereka cap sebagai teroris tersebut.

Selain itu, mereka juga menyinggung upaya mediasi tersebut bisa dipakai Hamas sebagai langkah untuk mendapatkan pengaruh politiknya di Timur Tengah.

Banyak pihak meremehkan peran Qatar

Banyak pihak meragukan peran Qatar sebagai mediator dari masalah yang tak juga selesai tersebut. Apalagi, negosiasi yang terjadi tak juga mencapai kesepakatan.

Qatar yang selama ini menjalin hubungan baik dengan Hamas menerima kritikan dan keraguan dari banyak pihak, terlebih sekutunya dan negara-negara Barat.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahkan menyebut, Doha “bermasalah” sebab tak mampu melakukan mediasi.

Pernyataan tersebut pun langsung dibantah oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majid Al Ansari. Ia lalu menuduh bahwa Netanyahu lah yang menghalangi dan merusak proses mediasi sebab dapat menguntungkan karier politiknya.

Akibat negosiasi yang alot, PM Mohammed juga memutuskan untuk mengevaluasi ulang upayanya.

Ia menjelaskan, bahwa Qatar sudah menjadi korban pencetakan poin oleh “para politikus yang mencoba melakukan kampanye pemilu dengan meremehkan Qatar”.

Sampai saat ini, perundingan gencatan senjata yang mereka lakukan selama berminggu-minggu bersama AS dan Mesir masih belum mencapai titik tengah.

Doha pun tetap bersikeras mengusahakan penyelesaian dari konflik yang terus menyiksa kehidupan warga Palestina.






Comments are Closed