Main Menu

Anggap Covid Tak Lagi Bahaya, Swedia Akhiri Pandemi Covid-19

Berita Terkini Pemerintah Swedia mendeklarasikan pandemi Covid-19 di negaranya berakhir walau sudah diperingati sejumlah ahli kesehatan. Bukan hanya itu, mereka juga mencabut sebagian besar aturan pencegahan dengan berbagai alasan.

“Saya bisa katakan pandemi ini sudah berakhir. [Penyakit] ini belum berakhir, tapi ada perubahan cepat dan pembatasan sudah selesai,” jelas Menteri Kesehatan Swedia, Lena Hallengre, seperti dikutip Reuters.

Kemudian, Hallengre mengatakan, dengan adanya deklarasi ini, Swedia tak lagi menganggap Covid-19 bahaya bagi masyarakat karena sejumlah alasan.

1. Dominasi Omicron dan Tes Covid-19 Mahal

Dengan deklarasi ini, Swedia kini mencabut sebagian besar aturan penanganan Covid-19, misalnya seperti tes besar-besaran kepada warga yang mengalami gejala infeksi virus corona.

Karin Tegmark Wisell, kepala Badan Kesehatan Publik Swedia mengatakan, tes Covid-19 ini tak lagi relevan. Apalagi diketahui, kasus yang terjadi belakangan ini didominasi varian Omicron yang memiliki gejala lebih ringan.

Dihimpun Worldometerada, Rabu (9/2), berdasarkan data yang ada, Swedia melaporkan adanya 15.490 kasus Covid-19.

“Kami sudah mencapai titik di mana biaya dan relevansi tes ini tak lagi bisa dibenarkan,” kata Tegmark Wisell kepada stasiun televisi nasional SVT, dilansir Associated Press.

Kemudian dia juga mengambil contoh, “Jika kami menerapkan tes kepada semua yang mengidap Covid-19, berarti biayanya setengah miliar krona [Rp768 miliar] tiap pekan dan 2 miliar krona [Rp3 triliun] sebulan.”

PCR gratis hanya untuk pekerja medis dan kelompok masyarakat rentan

Dari perhitungan ini, pemerintah menginfokan, bahwa mulai Rabu (9/2), yang bisa mendapatkan tes PCR gratis jika mengalami gejala Covid-19 hanya pekerja medis dan kelompok masyarakat rentan saja.

Kemudian, untuk masyarakat lain hanya diminta untuk isolasi mandiri, apabila mengalami gejala seperti Covid-19.

Sebenarnya, alat tes antigen masih bisa dibeli di swalayan, namun hasilnya tak akan dilaporkan ke pihak berwenang.

Kemudian untuk layanan kesehatan swasta, masih bisa menggelar tes Covid-19 dan memberikan bukti hasilnya untuk pelaku perjalanan internasional. Namun, pemerintah tak akan mengganti biayanya.

Sejumlah pakar kesehatan memperingatkan, jika ketiadaan pencatatan jumlah kasus akan menyulitkan, apalagi kini masih ada 2.200 pasien yang membutuhkan perawatan rumah sakit.

2. Vaksinasi tinggi dan karakter masyarakat

Dilaporkan Associated Press, bahwa tingkat vaksinasi Swedia yang tinggi membuat para pejabat kesehatan optimistis.

Berdasarkan studi yang dirilis Selasa (8/2), orang Swedia sudah memiliki antibodi sebesar 85%.

Bharat Pankhania yang merupakan pengajar senior di Universitas Sekolah Medis Exeter di Inggris mengatakan, kebanyakan warga yang sudah divaksin di Swedia, merupakan populasi yang teredukasi dan berpengetahuan.

Oleh sebab itu, populasi yang sudah divaksinasi dapat dipercaya untuk mengisolasi diri secara mandiri jika mengalami gejala.

Pankhania menilai, Swedia bisa menjadi contoh untuk negara-negara lain yang memiliki kriteria sama untuk mendeklarasikan pandemi berakhir.

“Swedia sangat memimpin, dan negara-negara lain nantinya akan mengikuti. Kita tak perlu melakukan tes besar-besaran, tapi harus lebih menaruh perhatian pada tempat-tempat sensitif, seperti rumah sakit, panti jompo, dan orang-orang rentan,” ujarnya.

 






Comments are Closed