BERITA TERKINI – Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sudah menyebutkan akan tidak maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 yang akan datang. Pernyataan itu di sampaikan sesudah Ridwan Kamil berjumpa Presiden Jokowi 29 Februari 2016.

Ketentuan itu nyatanya tak di buat demikian saja oleh Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil. Berdasar pada pernyataan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, dia berbarengan Ketua DPP PDIP Andreas Perreira mendatangi Ridwan Kamil pada 23 Februari 2016, untuk membujuk sang wali kota supaya tak turut bertarung di Pilkada DKI.

” Menjumpai Pak Ridwan Kamil di Bandung, merayu Pak Ridwan Kamil supaya tak maju di Pilkada DKI Jakarta, ” ‎ ungkap Hasto dalam acara ‘Pelatihan Manager Kampanye Pilkada Serentak Tahun 2017’ di Kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan

Menurut Hasto, hal itu dikerjakan lantaran waktu Ketua Umum PDIP‎ Megawati Soekarnoputri merayakan lagi th. pada 23 Januari 2016 di Sentul, Bogor, Mega memberi potongan tumpeng pertamanya ke Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Untuk semua kader PDIP, pemberian tumpeng itu sebagai tandanya Mega mensupport Ahok serta wakilnya sekarang ini yang juga kader PDIP, Djarot Saiful Hidayat, untuk maju kembali ke Pilkada DKI th. depan. Meskipun Ahok pada akhirnya menyebutkan maju lewat jalur berdiri sendiri.

” Pilihan alternatif semula Pak Ahok. Namun nyatanya Pak Ahok pilih jalur perorangan, namun tetaplah menghormati pilihan Pak Ahok dengan perintah Ibu Ketua Umum, mensupport penuh jalannya Pemerintahan Ahok-Djarot sampai usai 2017, ” tutur Hasto.

‎Sikap Megawati itu, tutur Hasto, mesti dicontoh oleh semua kader PDIP. Sebab, yang dipertunjukkan Mega itu yaitu kedewasaan politik yang menghormati pilihan politik orang lain.

‎ ” Bu Mega tetaplah memiliki komitmen Pemerintahan Ahok-Djarot jalan dengan sebaik-baiknya. Ini kedewasaan politik yang diaplikasikan Bu Mega, ” Hasto menandaskan.