Main Menu

Imbas Serangan Israel, Kondisi Pasien di RS Rafah Terlantar dan Makin Kritis

Berita Terkini — Pasien rumah sakit di Rafah kini dibiarkan tanpa perawatan imbas serangan Israel di kota tersebut.

Mengutip dari Aljazeera, Jumat (10/5), para pasien dan staf terpaksa keluar dari rumah sakit. Ini karena semakin intensnya serangan Israel.

Karena hal tersebut, banyak warga Palestina yang sakit dan terluka tidak bisa menerima perawatan.

“Kami tidak memiliki tempat tidur, tidak ada rumah sakit untuk merujuk [pasien], terutama bagi pasien kritis,” terang  dokter bernama Mohammed Zaqout.

“Rumah Sakit Al-Najjar tidak berfungsi. Dan Rumah Sakit Kuwait [di Rafah] hanya untuk trauma dan darurat,” imbuhnya.

Bukan hanya rumah sakit, klinik-klinik kecil yang menampung ratusan orang setiap minggunya juga terpaksa ditutup. Sebab, para stafnya terpaksa mengungsi akibat serangan Israel.

Juru bicara organisasi Bulan Sabit Merah Palestina (Palestine Red Crescent Society/PRCS) menjelaskan, mayat-mayat tergeletak di tempat mereka terjatuh.

Selain itu, zona merah juga tidak dapat dijangkau oleh ambulans-ambulans yang tersedia sebab pemboman Israel.

Sementara itu, penyeberangan perbatasan sudah ditutup pada Kamis (9/5). Hal ini pun membuat pasien yang kritis terdampar dan menunggu untuk dievakuasi ke Mesir. Sedangkan dokter internasional dan pasokan medis terhalangi untuk masuk ke Rafah.

Dikutip dari Washington Post, operasi militer Israel di Rafah pekan ini sudah membuat petugas kesehatan kewalahan.

Padahal mereka semua sedang berjuang merawat warga Palestina yang terlantar karena kekurangan gizi, luka-luka akibat ledakan, dan berbagai penyakit. Di mana menurut para dokter menyebar dengan cepat lewat kamp-kamp tenda yang kotor dan penuh sesak di kota tersebut.

“Tidak ada kata-kata yang dapat mengungkapkan bencana yang kita alami saat ini,” ujar Direktur Rumah Sakit Khusus Kuwait di Rafah, Suhaib al-Hams.






Comments are Closed