Berita Terkini — Pada awal pekan ini, Rusia dilaporkan telah menembak jet tempur milik Ukraina buatan Amerika Serikat, F16.

Akibat tembakan tersebut satu pilot diketahui tewas.

Komando barat Angkatan Udara Ukraina menyebut, dalam misi tempur pada Senin pekan ini, pilot Oleksiy Mes dilaporkan tewas.

“Oleksiy menyelamatkan warga Ukraina dari rudal mematikan Rusia. Sayangnya, dengan mengorbankan nyawanya sendiri,” sebagaimana pernyataan tersebut.

Sebagai informasi, Mes memakai nama panggilan Moonfish. Dia berlatih untuk misi F-16 pada tahun 2023.

Selain itu, staf umum Angkatan Bersenjata Ukraina juga menyatakan insiden yang menimpa jet tersebut.

“Koneksi dengan salah satu pesawat terputus saat mendekati target berikutnya. Ternyata kemudian, pesawat itu jatuh dan pilotnya meninggal,” rilis militer Ukraina, dikutip dari Reuters, Jumat (30/8).

Diketahui, F16 berusaha mencegat rudal-rudal dari Rusia. Jet ini pun berhasil menghalau empat peluru kendali jelajah selama mengudara.

“F16 telah menunjukkan efisiensi tinggi dan menjatuhkan empat rudal jelajah Rusia,” tambah pernyataan itu.

Kecelakaan jet F16 ini diketahui terjadi pada Senin. Salah satu pejabat pertahanan Amerika Serikat menyebut bahwa insiden itu ternyata bukan karena tembakan Rusia.

Kemungkinan, kata dia, penyebab kecelakaan bisa saja kesalahan pilot atau kegagalan mekanis. Insiden ini pun kini masih dalam penyelidikan.

Diketahui, awal Agustus lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sempat mengatakan negara ini tak memiliki cukup pilot untuk mengendarai jet tempur F16.

Ukraina juga belum merinci terkait jumlah armada baru, termasuk jet.

Akan tetapi, Times of London, mengutip sumber, melaporkan Ukraina mempunyai enam jet tempur.

Sudah sejak lama Ukraina mendesak negara-negara Barat untuk mengirim jet tempur F-16 guna melawan invasi Rusia.

Namun, permintaan tersebut tak segera ditanggapi dan proses negosiasi pengerahan bantuan memakan waktu lama.

Kemudian pada Januari, Ukraina menerima F-16. Kedatangan jet-jet ini merupakan sejarah bagi Ukraina dalam perjuangan melawan invasi besar-besaran Rusia sejak 2022.