Kekeringan Landa Perancis, Pemerintah Minta Warga Hemat Air
Berita Terkini — Di tengah kekeringan dan krisis air yang terjadi di Perancis beberapa waktu terakhir, pemerintah pun meminta agar warga hemat menggunakan air.
Menteri Lingkungan Perancis Christophe Bechu menyebut, setidaknya 100 prefektur sudah bisa mulai menerapkan aturan terkait pembatasan penggunaan air. Hal ini di sebabkan tingkat air tanah lokal yang sangat rendah belakangan ini.
“Kami menyalakan alarm mengingat situasi yang kita alami saat ini, saat kami mendekati akhir dari apa yang biasanya merupakan periode pengisian ulang terhadap muka air tanah,” ujar Bechu, dikutip Reuters, Selasa (7/3).
Menurut situs web pemerintah Propluvia, beberapa departemen seperti Departemen Pyrenees Orientales, Bouches-du-Rhone, Var, dan Ain sejauh ini sudah mengaktifkan peringatan kekeringan kuning atau oranye menanggapi kekeringan di wilayah itu.
Kemudian dua departemen lagi yaitu Yvelines dan Savoie juga sudah mengaktifkan kewaspadaan pra-siaga tingkat rendah.
Dalam kesempatan tersebut, Bechu menjelaskan bahwa pihaknya akan mengecek situasi di prefektur-prefektur tersebut setelah hujan yang diprediksi akan turun mulai saat ini hingga 15 Maret mendatang.
“Kami menggantungkan harapan pada hari-hari yang akan datang, ketika hujan diprediksi terjadi di sebagian besar Prancis, namun tidak di semua wilayah. Kami juga punya perhatian serius terhadap cekungan Mediterania dan koridor Rhone,” jelas Bechu.
Meski demikian, Bechu menyampaikan jika saat ini kekeringan di Prancis bisa menambah jumlah departemen dengan peringatan kekeringansebanyak 12 departemen sebelum akhir pekan ini.
Pemerintah Minta Hemat Air
Sejauh ini, kekeringan tersebut telah berdampak pada produksi pembangkit listrik tenaga air di negara tersebut.
Tak hanya itu, output daya di pembangkit nuklir Perancis, yang biasanya menggunakan air sungai untuk mendinginkan reaktor juga ikut terkena imbas.
Menurut Bechu, beberapa bagian Perancis juga turut mengalami gangguan air minum di tengah kekeringan ini.
Oleh karena itu, dia mendesak prefektur-prefektur Perancis untuk “bereaksi lebih cepat alih-alih bereaksi berlebihan” dengan mengeluarkan peringatan mengenai kekeringan dan langkah-langkah untuk membatasi penggunaan air.
Sepeeti diketahui, Eropa belakangan ini memang terancam mengalami kekeringan akibat perubahan iklim.
Sebuah studi oleh Graz University of Technology di Austria yang diterbitkan pada Januari mencatat, Eropa telah mengalami kekeringan sejak 2018 dan situasi air saat ini “sangat genting”.
Peta kekeringan dari program Copernicus Uni Eropa memperlihatkan sejumlah peringatan atas curah hujan rendah maupun kelembaban tanah di wilayah Spanyol utara dan selatan, Italia utara, dan Jerman selatan. Yang mana hampir seluruh Perancis juga berada di bawah peringatan ini.
Laporan dari The Guardian mengungkapkan, baru-baru ini Perancis mencatat 32 hari tanpa curah hujan yang signifikan. Hal ini merupakan periode terpanjang yang dialami negara tersebut sejak 1959.
Ahli klimatologi Simon Mitelberger menyebut, sekitar 75 persen hujan dengan intensitas rendah turun di seluruh Perancis pada bulan lalu. Jumlah ini diketahui berbeda dibanding curah hujan normal untuk bulan Februari.
Mitelberger mengatakan, curah hujan selama sembilan dari 12 bulan sudah berlangsung di bawah normal hingga 85 persen di Perancis.
Related News
Dukungan Obama ke Kamala Harris
Berita Terkini — Barack Obama, mantan Presiden Amerika Serikat (AS), mengecam mantan presiden Donald Trump dalam kampanye di negaraRead More
Timur Tengah Makin Kacau, Israel Gempur Ibu Kota Suriah
Berita Terkini — Pada Selasa (8/10), Israel melancarkan serangan udara, di mana menargetkan sebuah bangunan tempatRead More
Comments are Closed