Main Menu

Kekuasaan ISIS Melemah, Strategi Perang Segera Diubah

Kekuasaan ISIS Melemah, Strategi Perang Segera Diubah

Beritaterkini.orgBerita Terkini, Kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) kehilangan 12 persen wilayan kendali mereka di irak dan Suriah pada tengah tahun 2016.

Lembaga kajian (think tank) Inggris, IHS, dalam analisisnya yang diterbitkan pada MInggu (10/7/2016) melaporkan, kelompok teror ISIS terus mengalami kemunduran.

ISIS yang memprolamirkan kekhalifahannya pada tahun 2014lalu dengan berpusat di Raqqa, Suriah, sudah kehilangan 12 persen dari total kekuasan yang dikuasainya di Irak dan Suriah.

“Pada tahun 2015, wilayah khalifah ISIS menyusut 12.800 kilometer persegi menjadi 78.000 km2, atau kehilangan total 14 persen,”ucap IHS.

“dalam enam pekan pertama tahun 2016, wilayah itu menyusut lagi sebesar 12 persen. Pada 4 Juli ini, 2016, ISIS tinggal mengendalikan sekitar 68.300 km2 di Irak dan Suriah.”

Di Suriah, ISIS berada di bawah desakan dari pasukan rezmi Suriah yang didukung oleh koalisi Russia, aliansi Arab-Kurdi yang didukung koalisi Amerika Serikat, dan desakan dari pasukan oposisi Suriah.

Sedangkan di irak, pasukan keamanan kolasi Amerika Serikat didukung dan bekerja sma dengan kelompok milisi pro-pemerintah, mendesak ISIS dalam beberapa rangkaian pertempuran.

Milian ISIS mengepung Minbej, Suriah, yang berada pada rute pasokan inti mereka antara Turki dan Suriah.

Pada bulan Maret lalu, kelompok jihadis sudah dipukul dari kota kuno Palmyra, Suriah dan kemudian pada Juni didepak dari Fallujah, kota besar di Irak.

Jauh sebelumnya, pada tahun 2015 lalu, kelompok ISIS juga sudah kehilangan Tal Abyad, daerah penting perbatasan Suriah dan Turki, dan Ramadi, kota Irak.

Pada Bulan Mei lalu Pentagon, AS, berkata, ISIS sudah kehilangan sekitar 45 persen dari wilayah yang dikuasainya di irak dan antara 16 sampai 20 persen dari wilayahnya di Suriah.

Laporan IHS tidak termasuk persentase oleh negara.

Analisis senior IHS, Columbs Strack, mengatakan, kekalahan besar wilayah di Irak dan Suriah mungkin bakal membuat ISIS akan melipatgandakan upaya mereka “serangan dengan korban massal”.

“Bersamaan dengan penyusutan wilayah khalifah ISIS dan bakal menjadi semakin jelas kalau proyek tata kelola khalifah mereka gagal. Kelompok ini memprioritaskan perang gerilya,”ucapnya.

Perubahan strategi perang itu dilakukan antara lain dengan peningkatan serangan yang mengakibatkan jatu korban banyak, sabotase infrastruktur ekonomi di Irak dan Suriah.

Serangan cara baru itu mungkin saja bakal melanda Eropa sampai bagian lain di Dunia.

Menurut analisis IHS, ISIS juga mengalami penurunan pendapatan, dari sekitar 80 juta dollar AS per bulan atau setara Rp 1,05 triliun pada pertengahan tahun 2015 menjadi sekitar 56 juta dollar atau sama dengan Rp 743 miliar per pekan pada Maret 2016.

“Nilai ini diperkirakan sudah terus menurun sejak Maret, setidaknya menyusut mencapai 35 persen,”ucap Ludovico Carlino, analis senior lain di IHS.

Merosotnya pendapatan digabungkan dengan kemunduran kekuatan militan di lapangan, jelas bakal berdampak buruk pada kohesi internal kelompok, yang ditandai pembelotan atau desersi sejak Januari 2016.

Menghadapi kehilangan teritorial dan desakan yang besar, ISIS pada Rabu (6/7/2016) lalu mengeluarkan video yang menggambarkan “organisasi khalifah” di mana ISIS mengklaim menguasai 35 wilayah atau provinsi, termasuk 10 wilayah di Irak dan Suriah.

Bante Share Nya Berita Terkini.






Comments are Closed