Kondisi Terkini Rusia Tepat Setahun Putin Invasi Ukraina

Berita Terkini — Kini, sudah setahun Rusia menginvasi Ukraina sejak 24 Februari 2022. Setelah operasi ini, Kremlin pun dibanjiri sanksi dan kecaman.
Lalu bagaimana kondisi Rusia hari ini?
Presiden Rusia Vladimir Putin, dalam pidato Malam Tahun Baru lalu, berusaha menggalang dukungan dari negara usai mengobarkan perang di Ukraina.
Sosiolog Grigory Yudin menyebut, bahwa Kremlin sedang mempersiapkan Rusia untuk perang yang besar. Mereka juga memanfaatkan sistem pendidikan untuk mencapai hal tersebut.
Pendidikan yang dimaksud adalah memperkenalkan patriotisme di sekolah dasar dan sekolah menengah.
“Kita berbicara soal transformasi pendidikan yang radikal dan lengkap untuk memobilisasi pemuda Rusia untuk perang,” kata Yudin, sebagaimanadikutip AFP, pada Kamis (16/2).
Kemudian dia juga berujar, “Saat ini pendidikan memiliki dua fungsi, propaganda dan pelatihan militer dasar.”
Kelas patriotisme menggabungkan revisionisme Perang Dunia II, pelajaran mengenai nilai-nilai Rusia, dan narasi Kremlin tentang pasukan Moskow yang melindungi rekannya dari gempuran Ukraina.
Pemerintah juga memberikan instruksi pada sekolah untuk mengalunkan lagu kebangsaan dan mengibarkan bendera Rusia tiap awal pekan.
Selain itu, siswa juga didorong untuk mengirim surat pada tentara Rusia di Ukraina dan membuat jaring kamuflase dan lilin untuk parit.
Yudin merasa, Rusia akan terus mempromosikan sentimen militer dan patriotisme selama dianggap perlu.
Dia juga menyebut, cara hidup militer akan terus muncul di Rusia selama Putin dan jajarannya berada di Kremlin.
“Jika mereka tinggal di sana selama 20 tahun, maka Rusia akan berperang selama 20 tahun,” ujar Yudin.
Kampanye Patriotisme di Rusia
Diketahui, jika kampanye besar-besaran untuk meningkatkan patriotisme dalam masyarakat juga menargetkan orang dewasa.
Terlihat juga papan reklame yang memaparkan panggilan untuk tentara Rusia dan huruf Z, sebagai simbol serangan Moskow, ada di hampir seluruh penjuru negeri.
Putin juga memberikan perintah untuk pemutaran bioskop dengan film dokumenter yang didedikasikan untuk serangan di Ukraina.
Kremlin juga memberi panggung untuk para jurnalis yang bekerja di media pemerintah. Bahkan, salah satu di antaranya duduk di dewan hak asasi manusia negara itu.
Rusia menuju otoritarianisme
Putin sendiri selama bertahun-tahun telah menggunakan narasi Perang Dunia II untuk mengkampanyekan agenda politiknya. Saat ini, media pemerintah dan Gereja Ortodoks membangun kebanggaan terhadap tentara itu.
“Ada pemuliaan perang dan unsur kultus kematian,” kata Yudin.
September lalu, ketika Putin hendak mengerahkan ratusan ribu cadangan, Kepala Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill, dalam khotbahnya menyebut jika kematian di Ukraina “menghapus semua dosa.”
Vladimir Solovyov, salah satu juru kampanye Rusia mengatakan, warga Rusia jangan takut mati.
“Hidup sangat dilebih-lebihkan. Mengapa takut terhadap apa yang tak terelakkan,” ucap Solovyov.
Kondisi semacam inilah yang membuat Rusia perlahan kembali ke totalitarianisme.
Peneliti senior di Carnegie Endowment for International Peace, Andrey Kolesnikov, merasa Kremlin berpikiran bawah generasi mendatang harus patuh atas kehendak negara.
“Ini bukan lagi hanya negara otoriter,” kata Kolesnikov.
Related News

Perintah Penangkapan Putin Sama Saja Mendeklarasikan Perang
Berita Terkini — Dmitry Medvedev yang merupakan mantan Presiden Rusia memperingatkan perintah yang dikeluarkan PengadilanRead More

Jelang Pemilu Mei 2023, Raja Thailand Bubarkan Parlemen
Berita Terkini — Diberitakan, Raja Thailand Maha Vajiralongkorn mengesahkan dekrit untuk membubarkan parlemen, menjelang pemilihanRead More
Comments are Closed