Main Menu

Lonjakan Kasus Covid-19, Panic Buying Terjadi di Hong Kong

Berita Terkini – Sejumlah supermarket besar yang ada Hong Kong kini dipadati pembeli panic buying, pada Rabu (9/2). Dimana mereka berburu sembako, menyusul tren infeksi Covid-19 naik lagi.

Akibat naiknya angka harian kasus Covid-19, banyak warga Hong Kong khawatir akan pengetatan pembatasan Covid-19 yang kembali diberlakukan. Mereka takut pengetatan pembatasan ini bisa berbuntut lockdown.

Hong Kong diketahui menerapkan strategi nol-Covid sama seperti China. Dimana mereka akan mengisolasi wilayah dan tempat dengan klaster kasus virus corona walau pun hanya sedikit.

Sementara itu, Hong Kong menggantungkan hampir 90 persen produk dan pasokan makanan mereka pada China. Hal ini lah yang kemudian memicu kekhawatiran warga Hong Kong mengenai  pasokan makanan selama pembatasan berlaku.

Rekor kasus harian

Hong Kong mencatat adanya 625 infeksi Covid-19 baru, pada Selasa (8/2). Jumlah tersebut mencatat rekor kasus harian Hong Kong, walaupun jumlahnya terbilang kecil dibandingkan wabah yang terjadi di dunia.

Kenaikan kasus harian Covid-19 ini pun memicu kekhawatiran para warga adanya hambatan pasokan makanan yang diakibatkan pembatasan yang mungkin diterapkan pemerintah ke depannya.

“Sepertinya pemerintah tidak siap sama sekali, dan kami warga biasa hanya bisa menjaga diri kami sendiri,” ujar salah seorang warga bermarga Siu, 42, kepada AFP.

Siu ini termasuk salah satu orang di antara kerumunan pembeli supermarket yang memburu sayur dan daging segar.

Stok sayur dan daging berkurang

Sebelumnya, pemerintah telah mengumumkan bahwa stok sayuran dan buah Hong Kong berkurang sekitar sepertiga.

Kekurangan pasokan ini pun lantas membuat harga sembako di pasar basah melonjak drastis. Beberapa supermarket juga diketahui mengalami kelangkaan hingga rak-rak produk banyak yang kosong melompong.

“Saya rasa sayuran pernah semahal ini,” ungkap Siu.

Siu juga mengeluhkan anggaran belanja hariannya yang berlipat ganda pekan ini.

Choy sum yang merupakan sayuran hijau populer dalam masakan China bahkan dihargai 25 dolar Hong Kong (Rp46.050) untuk setengah kilo saja.

Kepada AFP, seorang pemilik kios sayur mengatakan, bahwa pasokannya yang sedikit di awal pekan, sudah pulih — untuk saat ini.

“Mudah-mudahan keadaan bisa kembali normal — saya tidak tahu berapa lama kita bisa terus seperti ini,” katanya.

Situasi panic buying ini juga sudah terjadi ketika awal pandemi muncul dari daratan China sekitar akhir Desember 2019.

“Rasanya seperti kita kembali ke awal pandemi. Ini sangat mengecewakan,” ujar seorang warga lainnya.

 






Comments are Closed