Pendatang Ilegal di Pyongyang Diburu Pihak Berwenang Korut

Berita Terkini — Pendatang ilegal yang ada di Pyongyang mulai diburu oleh pihak berwenang Korea Utara. Hal ini dilakukan menyusul krisis ekonomi yang melanda negara itu.
Di Pyongyang sendiri, perbedaan bukan karena kaya dan miskin, namun bergantung pada seberapa dekat rumah mereka dengan pusat kota.
Kini, para penyidik Korut sedang mencari penduduk yang tak termasuk di pusat kota atau disebut “410ers.”
“Investigasi sedang dilakukan sesuai dengan instruksi dari Komite Pusat guna memperbaiki ketertiban administrasi di distrik pusat Pyongyang, di mana kantor pusat berada,” ujar seorang penduduk Pyongyang kepada Radio Free Asia minggu lalu.
Dia juga melanjutkan, sebagai hasil dari penyelidikan, warga yang ditetapkan sebagai 410 harus kembali ke tempat tinggal asli mereka, yaitu di pinggiran Pyongyang.
Kehidupan di pusat Kota Pyongyang
Memang, hidup di pusat kota Pyongyang adalah hal yang istimewa. Sebab, warga bisa memperoleh pendidikan yang lebih baik, serta kesempatan karier yang terbuka lebar. Bukan hanya itu, akses ke makanan dan obat-obatan lebih mudah. Standar hidup di kota Pyongyang juga terlihat lebih baik dibanding standar hidup di pinggiran kota atau provinsi lain.
Akan tetapi, hanya penduduk yang dianggap paling setia yang bisa mengantongi izin tinggal di Pyongyang.
Sumber yang memberi informasi mengenai penyidik ini mengatakan, di apartemen distrik Potonggang dekat pusat ibu kota, ada seorang penduduk yang ditetapkan sebagai 410er dari distrik Sadong. Kemudian, dia pun diusir.
Sadong sendiri merupakan wilayah yang letknya jauh dari Pyongyang.
“Orang-orang yang tinggal di pinggiran kota tak bisa masuk pusat kota. Saat mereka pergi ke ‘kota’ mereka termasuk kategori 410,” lanjut sumber tersebut.
“Hanya karena soal provinsi orang-orang tak bisa tinggal di Pyongyang, 410er tak bisa hidup di pusat kota,” imbuhnya.
Warga Pyongyang yang tinggal di pinggiran kota sebenarnya juga memiliki kartu identitas yang sama dengan warga di pusat kota. Yang membedakan, mereka adalah orang-orang kelas bawah.
Mendonasikan ‘dana loyalitas’
Penduduk Pyongyang yang lain pun mengatakan, mengetahui soal 410er yang secara ilegal membeli apartemen di pusat kota di distrik Songyo.
“Dia ditangkap pihak berwenang dan diusir ke tempat tinggal asal. Mereka menyita apartemennya,” ujarnya.
Namun, apabila penduduk mendonasikan lebih dari US$ 10 ribu (sekitar Rp280 juta) yang disebut ‘dana loyalitas’ ke Komite Rakyat Pyongyang, maka mereka akan diizinkan tinggal di pusat kota.
“Bahkan jika Anda termasuk 410,” terang penduduk Pyongyang itu.
Beberapa warga pinggiran Pyongyang, diketahui secara resmi menyumbangkan dana loyalitas mereka dan tinggal di daerah pusat jika mereka mampu.
Apabila mereka tidak memiliki banyak uang, mereka akan membayar suap sekitar US$2.000 atau sekitar Rp28 juta kepada penegak hukum dan pejabat Komite Rakyat, kemudian pindah ke daerah pusat.
Diketahui, bahwa pengklasifikasian 410 ini dimulai ketika Kim Il-sung memimpin Korea Utara.
“Sekarang pihak berwenang berusaha memulihkan ketertiban di daerah pusat dan mengusir 410 orang yang pindah secara ilegal dengan membayar suap,” ujar sumber ketiga.
Dia juga mengatakan, jika para warga marah dan mengeluh karena pihak berwenang berusaha menegakkan pemisahan kelas atas dan bawah.
Ketimpangan sosial tersebut bahkan terlihat jelas ketika pemerintah membagikan pasokan makanan. Di mana semua warga Pyongyang menerima makanan pokok setiap bulan, tapi penduduk pusat kota mendapatkan kemewahan seperti gula, minyak, dan telur.
Diketahui juga, jika harga rumah yang ada di pusat kota Pyongyang 10 kali lebih tinggi dari harga di pinggiran. Inilah yang mencerminkan kesenjangan ketersediaan kebutuhan seperti listrik dan makanan.
Related News

Sri Lanka 5 Hari Mati Listrik Massal Akibat Ulah Seekor Monyet
Berita Terkini — Imbas dari ulah seekor monyet yang menyebabkan kerusakan di stasiun jaringan listrik IbuRead More

Diduga Depresi, Guru di Korsel Tikam Siswa SD hingga Tewas
Berita Terkini — Dilaporkan, seorang guru sekolah dasar (SD) yang ada di Kota Daejeon, Korea Selatan,Read More
Comments are Closed