Main Menu

Rasisme Yang Mengakibatkan Kerusuhan Di Papua

Beritaterkini.org – Para pengunjuk rasa membakar gedung-gedung pada hari Senin (23/9) ketika kerusuhan terjadi baru-baru ini yang terjadi di provinsi Papua guna memberontak dari Indonesia, kata polisi.

Kerusuhan yang sudah terjadi selama dua minggu yang dimulai pada akhir Agustus menewaskan sedikitnya lima orang di provinsi Papua dan Papua Barat.

Hal itu dipicu oleh perlakuan rasisme terhadap siswa Papua oleh petugas keamanan di pulau Jawa.

Para pengunjuk rasa membakar kantor distrik di Wamena dan gedung-gedung publik lainnya dalam kerusuhan yang terjadi pada hari ini.

Juru bicara kepolisian nasional Dedi Prasetyo mengatakan personel keamanan telah dikerahkan untuk memadamkan pecahnya kerusuhan baru.

“Kami berusaha mencegah aksi anarkis untuk menyebar kemana-mana,” katanya kepada media.

Tidak ada laporan korban jiwa sekarang.

Pihak berwenang memberlakukan pemadaman internet di provinsi Papua dan Papua Barat pada 21 Agustus dalam upaya untuk memulihkan ketertiban setelah pengunjuk rasa membakar gedung-gedung dan menyerang pasukan keamanan.

Akses internet telah dipulihkan.

Pihak berwenang di Jakarta mengatakan lima orang tewas selama kerusuhan itu, tetapi aktivis setempat mengatakan mereka mencatat setidaknya 13 kematian.

Selama dua minggu sejak protes pertama, terlihat ribuan orang protes berbaris melalui jalan-jalan di kedua provinsi. Berbondong-bodong ke arah kantor pemerintah dan banyak yang meneriakkan “Papua Merdeka!”

Wilayah ini telah menjadi tempat pemberontakan separatis tingkat rendah sejak 1960-an.






Comments are Closed