Sebut Kebiasaan Kristen, Taliban Larang Rayakan Valentine di Afghanistan

Berita Terkini — Toko bunga yang berada di ibu kota Afghanistan, Kabul, merana sepanjang Hari Valentine. Hal ini dikarenakan Taliban melarang perayaan momen Valentine.
Dalam pengumumannya, Taliban menyebut Hari Valentine sebagai bagian dari kebiasaan Kristen yang tidak boleh diikuti.
Dikutip AFP, toko bunga Flower Street tampak kosong melompong tak berpengunjung usai polisi moral Taliban melarang warga merayakan hari kasih sayang.
Pada jendela salah satu outlet, sebuah poster yang ditandatangani Kementerian untuk Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan memperingatkan pembeli untuk menghindari “merayakan hari kekasih”.
Poster tersebut menyebut Hari Valentine “bukanlah budaya Islam dan bukan bagian dari budaya Afghanistan”.
“Merayakan hari kekasih artinya menunjukkan simpati kepada Paus Kristen,” bunyi poster itu.
Semenjak Taliban berkuasa pada Agustus 2021, otoritas Taliban memang mengeluarkan banyak pembatasan kehidupan sosial di Afghanistan.
Mereka melarang budaya yang dinilai non Islam seperti musik, media sosial, video game, sampai merayakan Hari Valentine.
Mereka yang melakukan atau menggunakan hal-hal tersebut ada di bawah pengawasan ketat Taliban.
Menurut koresponden AFP, di sepanjang 14 Februari, polisi moral Taliban berpatroli di Kabul dengan dilengkapi persenjataan.
Para penjual bunga hanya bisa menerima nasib malang tersebut dan tertunduk lesu.
“[Pihak berwenang Taliban] menerbitkan dan menyebarkan perintah mereka ke semua toko bunga,” ujar Omar yang tertunduk di depan tokonya, mencabuti duri dari bunga-bunga yang sudah layu.
“Saya rasa saya tidak bisa menjual bunga-bunga ini hari ini, tak ada orang yang membeli,” katanya.
“Anda bisa melihat sendiri kami tidak punya pelanggan. Situasinya sangat buruk.”
Sementara itu, wartawan AFP melihat ada sejoli yang membeli bunga secara sembunyi-sembunyi dan langsung meninggalkan lokasi saat melihat polisi moralitas keliling.
“Situasinya sudah berubah. Kita tidak bisa merayakannya seperti tahun-tahun sebelumnya,” kata pembeli bernama Zahrah itu.
“Tapi kami merayakannya. Ada beberapa pembatasan dan situasinya tidak baik, namun kami bisa merayakannya di rumah,” tambahnya.
Hingga kini, kementerian belum bisa dihubungi untuk dimintai keterangan peihal larangan merayakan Hari Valentine tersebut.
Related News

Zelensky: Invasi Rusia Tak Hanya Tentang Ukraina Saja!
Berita Terkini — Volodymyr Zelensky, Presiden Ukraina memberi peringatan pada para pemimpin dunia dalam Sidang UmumRead More

Dituduh Terlibat Aktivitas Ilegal, Rusia Mengusir Dua Diplomat AS
Berita Terkini — Karena dituduh terlibat “aktivitas ilegal” dan juga kerja sama rahasia dengan negaraRead More
Comments are Closed