Main Menu

Terungkap! Ini Alasan MbS Penjarakan Banyak Pangeran Saudi

Berita Terkini — Semenjak Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MbS) menjalankan pemerintahan negara itu pada 2017 lalu, sudah ada lebih dari 20 pangeran Kerajaan Arab Saudi mendekam di penjara.

Seperti dikutip Middle East Eye Monitor, salah satu sumber mengungkapkan, MbS menangkap mereka karena diduga melancarkan kudeta terhadap pemerintahannya.

“MbS menuduh mereka [para pangeran] melakukan komunikasi dengan kekuatan asing, termasuk Amerika dan lainnya, untuk melakukan kudeta,” ungkap sumber tersebut.

Surat perintah tersebut juga disebut ditandatangani langsung oleh Raja Salman. Ketika memberikan tinta resmi itu, Raja dilaporkan dalam kondisi baik. Akan tetapi, diketahui selama ini Raja Salman menderita demensia.

Seluruh anggota keluarga kerajaan yang ditangkap juga diminta menulis sumpah setia kepada MbS di media sosial. Beberapa yang ditangkap sudah melakukan instruksi itu.

Anggota Kerajaan yang Ditangkap

Pangeran Abdullah bin Faisal

Beberapa anggota kerajaan yang masuk dalam penjara yakni Pangeran Ahmed bin Abdul Aziz, Pangeran Nayef bin Ahmed bin Abdulaziz, Pangeran Mohammed bin Nayef, Pangeran Nawaf bin Saad, dan Putri Basma binti Saud.

Dalam informasi terbarunya, pengadilan Saudi, di bawah pimpinan MbS, memberikan vonis hukuman 30 tahun penjara pada Pangeran Abdullah bin Faisal Al Saud.

Padahal, awalnya Pengadilan Arab Saudi memvonis Abdullah dengan 20 tahun penjara, namun beberapa bulan lalu hukuman tersebut bertambah sepuluh tahun menjadi 30 tahun penjara.

Salah satu sumber kerajaan menyebut, pihak berwenang Saudi menangkap Abdullah karena ketahuan membahas penahanan sepupunya, yang juga seorang pangeran, dengan kerabatnya via telepon. Saat kejadian itu terjadi, ia tengah berada di Amerika Serikat.

Beberapa media menghungkap, jika percakapan tersebut terekam badan intelijen Saudi.

Tiba-tiba Saudi meminta Abdullah untuk pulang ke kampung halaman pada 2020 lalu. Ia diminta untuk belajar jarak jauh selama pandemi. Tapi pada akhirnya ia ditahan pihak berwenang Kerajaan.

Banyak yang merasa jika upaya “bersih-bersih” ini sebagai tindakan paling berani tapi juga paling putus asa dari MbS.

MbS tak mau jika kebijakan dan visinya diganggu gugat. Pasalnya, dia sedang sibuk untuk bisa mereformasi Saudi menuju negara terbuka atau moderat sesuai visi 2030.

Namun pada 2020 lalu, reformasi Putra Mahkota sempat lesu. Hal ini dikarenakan Saudi mengalami penurunan harga minyak mentah. Saat itu, Saudi juga menutup tempat-tempat suci di Mekah dan Madinah dari seluruh jemaah umrah imbas pandemi Covid-19.






Comments are Closed