Main Menu

Varian Delta Mulai Meresahkan , Amerika Serikat izinkan Dosis Penguat Vaksin Pfizer dan Moderna

Berita Terkini — Amerika Serikat akhirnya memberikan izin bagi dosis penguat vaksin Covid-19 dari Pfizer dan Moderna. Izin ini hanya berlaku  pada orang yang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh. Kebijakan ini diterapkan setelah Badan Pengawas Makanan dan Obat Amerika Serikat (FDA) memberikan izin dosis penguat vaksin pada Kamis (12/8/2021) waktu setempat.

Beberapa negara lain seperti Israel dan Jerman berencana memberikan dosis ketiga untuk mencegah krisis baru akibat varian Delta virus corona yang sangat menular. COVID-19 varian Delta atau B.1.617.2 merupakan penyakit COVID-19 yang disebabkan oleh virus Corona yang telah bermutasi. Munculnya varian virus Corona baru ini pertama kali dilaporkan di India pada Desember 2020.

Varian ini telah ditemukan di lebih dari 74 negara, termasuk Indonesia. COVID-19 varian Delta bisa menimbulkan gejala yang berbeda-beda pada setiap orang. Berbagai gejala COVID-19 akibat infeksi virus Corona varian Delta ini juga bisa bersifat ringan hingga berat. Beberapa orang yang positif COVID-19 varian Delta tercatat tidak memiliki gejala, tetapi sebagian besar lainnya mengalami keluhan yang bertambah parah dalam waktu 3–4 hari.Beberapa gejala yang dapat muncul bila terkena COVID-19 varian Delta antara lain demam, pilek, sakit kepala, dan sakit tenggorokan.

Di samping gejala tersebut, COVID-19 varian Delta juga mungkin akan menimbulkan gejala umum COVID-19 lainnya, seperti batuk, sesak napas, kelelahan, anosmia, nyeri otot, serta gangguan pencernaan. Risiko Penularan COVID-19 Varian Delta. Virus SARS-Cov-2 atau virus Corona penyebab COVID-19 varian Delta diketahui lebih mudah dan cepat menular daripada varian virus Corona lainnya.

Riset sejauh ini menyebutkan bahwa COVID-19 varian Delta memiliki tingkat penularan lebih tinggi hingga 40% dibandingkan virus Corona varian Alpha. Alasan mengapa varian virus Corona baru ini lebih cepat menular masih belum diketahui. Oleh karena itu, para peneliti pun masih terus mengkajinya.

Salah satu teori menyebutkan bahwa protein pada permukaan virus Corona varian Delta lebih mudah menyatu dan berbaur dengan sel manusia, sehingga membuat virus tersebut lebih mudah mengalahkan sistem kekebalan tubuh dan menginfeksi manusia. Selain itu, virus Corona varian Delta diketahui memiliki kemampuan untuk bereplikasi atau berkembang biak lebih cepat dibandingkan virus Corona biasa.

Dosis Tambahan

Terkait dosis vaksin tambahan ini para ilmuwan masih berbeda pendapat tentang penggunaan dosis penguat bagi mereka yang normal. Hal ini dikarenakan manfaat pemberian vaksin dosis ketiga manfaatnya masih belum bisa dipastikan bagi orang normal. Pfizer telah mengatakan bahwa efikasi vaksin yang dikembangkannya bersama BioNTech turun seiring waktu. Dengan mengutip penelitian yang menunjukkan efektivitasnya menjadi 84 persen dari efikasi awal 96 persen setelah pemberian dosis kedua. Moderna juga pernah mengatakan mereka menemukan perlunya dosis penguat, khususnya sejak varian Delta memicu infeksi pada mereka yang telah divaksin.

Regulator kesehatan AS pada Kamis mengubah izin penggunaan darurat bagi kedua vaksin agar dosis tambahan boleh diberikan kepada individu tertentu, terutama penerima transplantasi organ solid atau mereka yang didiagnosa memiliki gangguan imun. Panel penasehat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC). Pertemuan ini akan bertemu untuk membahas kelayakan pemberian dosis penguat pada penderita gangguan imun.

Para analis Wall Street juga memperkirakan otorisasi dosis penguat bagi populasi yang lebih besar akan memperbesar keuntungan pembuat vaksin. Hal ini dikarenakan ratusan juta penerima vaksin akan kembali disuntik dengan dosis tambahan yang otomatis akan menaikan pendapatan penjualan vaksin.






Comments are Closed