Main Menu

Warga Singapura Mengaku Siksa dan Bunuh Asisten Rumah Tangganya

Warga Singapura Mengaku Siksa dan Bunuh Asisten Rumah Tangganya

Berita Terkini — Seorang wanita Singapura telah mengaku telah berlaku tidak manusiawi terhadap asisten rumah tangganya (ART).

Pekerja rumah tangganya dari Myanmar itu disebut sengaja dibuat kelaparan. Sementara sang majikan kerap melakukan penyerangan dan akhirnya membunuhnya.

Pusat bisnis yang makmur ini adalah rumah bagi sekitar 250.000 asisten rumah tangga yang sebagian besar berasal dari negara-negara Asia yang lebih miskin.

Kisah penganiayaan disebut telah sering terjadi. Tetapi pelecehan yang dilakukan terhadap Piang Ngaih Don sangat mengerikan. Asisten rumah tangga itu diinjak, dicekik, dicekik, dipukul dengan sapu, dan dibakar dengan besi panas.

Melansir dari laman Reuters, pada Rabu (24/2/2021), Gaiyathiri Murugayan mengaku bersalah pada Selasa atas 28 dakwaan, termasuk pembunuhan bersalah terhadap ART berusia 24 tahun itu. Dia akan dihukum di kemudian hari dan bisa dipenjara seumur hidup.

“Bahwa satu manusia akan memperlakukan orang lain dengan cara yang jahat dan sama sekali tidak manusiawi ini menyebabkan kemarahan pengadilan, dan hukum harus diberlakukan dengan kekuatan penuh,” kata jaksa penuntut.

ART itu dipekerjakan oleh Gaiyathiri dan suaminya, seorang petugas polisi, pada 2015. Dia untuk membantu merawat putri mereka yang berusia empat tahun dan putra mereka yang berusia satu tahun.

Namun wanita 40 tahun itu secara fisik menyerang korban hampir setiap hari. Seringkali beberapa kali sehari. Ibunya yang berusia 61 tahun terkadang juga ikut serta, menurut dokumen pengadilan yang dilihat oleh kantor berita AFP.

Pekerja rumah tangga tersebut meninggal pada Juli 2016 setelah Gaiyathiri berulang kali melakukan penyerangan bertubi-tubi selama beberapa jam.

Ngaih Don, yang telah bekerja untuk keluarga itu selama lebih dari setahun pada saat kematiannya, hanya diberi sedikit makanan dan dipaksa untuk mandi dan buang air dengan pintu terbuka.

Dia hanya diizinkan tidur selama lima jam semalam. Sekitar 38 persen berat tubuhnya hilang selama bekerja dengan majikan asal “Negeri Singa” tersebut.

Berat Piang Ngaih Don, hanya 24 kilogram (52 pon) pada saat kematiannya. Penuntutan meminta pengurangan dakwaan dari pembunuhan berencana menjadi pembunuhan tak disengaja.

Sebab memperhitungkan bahwa Gaiyathiri menderita penyakit termasuk depresi. Di Singapura, kasus pembunuhan berencana dapat mendapatkan hukuman hingga hukuman mati. Suaminya juga menghadapi banyak dakwaan atas kasus tersebut, polisi membenarkan.

Peringatan: Pembaca diminta menggunakan kebijaksanaannya saat membaca detail cerita yang mungkin mengganggu dan dapat menyebabkan keresahan bagi beberapa orang.






Comments are Closed